Selasa, 22 September 2009

MAWAR


Mawar harum puspitasari itu nama lengkapnya. Nama yang indah sesuai dengan parasnya yang cantik, postur tubuh langsing semampai, kulit putih yang tampak alami, penampilannya yang selalu tertata rapi, kerudung yang selalu ditata seindah mungkin dengan dibentuk model-model seperti di majalah, sangat menarik pandangan mata.
Dulu, awal aku kenal aku sangat mengaguminya. Sebagai gadis cantik dan cerdas ia selalu berpakaian tertutup, hampir selalu pakai rok, jarang pakai celana apalagi pakai celana jeans, dan dia tipe cewek yang tidak terlalu banyak bicara. Wanita seperti itu sangat jarang ada, mungkin 1000 banding 1. Namun semakin aku mengenal kehidupannya, apalagi kemudian aku pindah kos menjadi satu kos dengannya, kekaguman itu semakin surut.

Ketika aku dapati hari-harinya ternyata seorang pesolek. Seiring perkembangan kehidupannya di kota, ternyata penampilannya juga ikut berubah. Dia yang dulu berpakaian gamis tertutup menjadi suka memakai celana jeans, kerudung yang dilipat atau dilingkarkan di leher, bahkan kadang keluar kos untuk beli makanan dia gak pake kerudung.
Selain itu pacaran bukan hal asing baginya, bahkan tidak ada dalam kamus hidupnya dia menjomblo lama. Dari sekian banyak cowok yang maen ke kos, meneleponnya dan mengantar jemputnya ke kampus, yang aku tau ada 3 cowok yang sempat singgah di hatinya secara bergantian. Putus si A, beberapa lama kemudian ia berpacaran dengan si B yang emang perjuangannya untuk merebut hatinya luar biasa sampai-sampai ia bela-belain malam-malam dari malang ke Surabaya sampai nyasar entah ke mana, karena dia sama sekali tidak mengenal daerah Surabaya, hanya untuk merayakan ultah Mawar. Dan akhirnya hubungan mereka kandas juga. Sekarang Mawar sedang berapacaran dengan seorang cowok bernama Aji, yang sudah bekerja dan berstatus PNS di kotanya Mojokerto. Dari sekian kali kandasnya hubungan, Mawarlah yang memutuskan hubungan itu. Dan pacarannya yang terakhir inilah yang paling awet, dan kelihatannya serius, mungkin bawaan si cowok yang emang pegawai maka sikapnya dewasa dan bisa menjaga atau orang jawa bilang ‘ngemong’ Mawar. Dia tidak seperti cowok-cowok sebelumnya yang suka apel dan mengajak Mawar keluar. Dia juga akrab dengan teman-teman Mawar termasuk aku.

Secara ekonomi Mawar emang ga terlalu kaya, tapi berkecukupan. Mungkin kalau aku atau teman-teman yang lain untuk memenuhi kebutuhan di luar kuliah, misalnya beli baju atau pulsa, nonton di bioskop, kami harus berusaha untuk mencari tambahan uang saku sendiri dengan memberi les privat, atau bimbingan belajar atau mungkin kerja sampingan yang lain apalagi kalo mempunyai otak pas-pasan seperti aku sehingga tak ada kesempatan beasiswa. Mawar tidak pernah melakukan seperti yang kami lakukan. Selain emang dari keluarga berkecukupan, dia yang cerdas dengan IP tidak pernah kurang dari 3,2 setiap semester selalu mendapat beasiswa.
Semester tujuh, di mana siswa lain masih disibukkan dengan mata kuliah, mengulangi mata kuliah untuk memperbaiki nilai, dia sudah siap dengan proposal skripsinya. Mata kuliah seminar yang bagiku masih berupa latihan untuk seminar skripsi yang sesungguhnya, dia sudah mantap dan siap proposal skripsi yang sesungguhnya. Tiga bulan kemudian tanpa halangan yang berarti baik dari dosen pembimbingnya maupun dari penelitiannya, akhirnya dia dapat ACC dari dosen pembimbingnya untuk maju ujian skripsi. Teman-teman Sedikit yang tau kalau Mawar selama ini ternyata telah mengerjakan skripsinya. Dan begitu hari ujian skripsi, Mawar berangkat ke kampus dengan baju putih hitam sesuai dengan ketentuan kampus. Teman-teman mengira dia masih akan menjalani ujian proposal skripsi, namun setelah diberi tahu kalo mau ujian skripsi, semua terkejut dan berdecak kagum. Maklum, lumrahnya mahasiswa skripsi pasti akan kelihatan sibuk, tiap hari bawaannya map gedhe, bolak-balik ke kampus untuk bimbingan dengan dosen pembimbing. Namun itu tak tampak pada Mawar. Kegiatannya bertelepon lama-lama dengan pacarnya yang emang lagi menjalani LDR (long distance relationship) seperti biasa, nonton tipi bareng teman-teman satu kos, kadang shopping di mall, tidak terlihat ia sibuk mengerjakan skripsi. Karena itu banyak teman yang gak percaya dia sekarang akan ujian skripsi. Namun memang setahuku dia mengerjakan skripsinya sendiri, tidak ada manipulasi atau kecurangan dia.
Setelah ujian skripsi diapun gak terlalu banyak dipusingkan dengan kegiatan revisi, dosen pengujinya gak terlalu mempersulit proses revisinya. Dan bulan April, sekitar bulan setelah ujian skripsinya iapun diwisuda. Itu berarti ia merampungkan pendidikan S-1 nya selama 7 semester atau 3,5 tahun.
Setelah wisuda, dia kembali ke kampung halaman. Dan dua bulan kemudian ada undangan pernikahannya dengan Aji. Dan kabar-kabar bahagia lainnya yang datang darinya secara beruntun. Dua minggu pernikahannya dia ditarik kerja sebuah sekolah standar internasional untuk mengajar Bilingual, guru-guru SBI pasti memiliki kredibilitas tinggi dan sekolah akan menjamin kehidupan guru-gurunya, padahal setahuku kemampuan bahasa Inggris Mawar lemah, ia harus mengikuti TOEFL (Test of English as a Foreign Language) selama tiga kali untuk mendapat sertifikat lulus, sedangkan aku cukup sekali saja. Setelah diterima di SBI, dia hamil. Beuh, lengkap sudah kebahagiaannya.
“Mawar adalah orang yang beruntung ya?” kata Dwi teman satu kosku, suatu kali.
“Ya nih, hidupnya mulus-mulus saja.”
“Kuliah, lulus cepat, langsung menikah dengan orang sebaik Aji kemudian dapat kerja di SBI yang diidam-idamkan orang seperti kita dan sekarang hamil.” Sahut teman satu kosku yang lain.
Aku mengamini. Emang kenyataannya gitu. Dalam hati ada terselip iri pada kehidupan Mawar yang begitu mulus-mulus saja. Tidak seperti aku yang sudah masuk enam bulan ini belum dapat ACC dari dosen pembimbingku untuk melakukan penelitian, revisi proposal dan terus revisi sampai hampir putus asa aku, badanku sempat drop. Kegiatan les privat aku hentikan sementara, gak perduli muridku marah-marah gara-gara aku gak mau kasih les. Otomatis aku gak mendapat uang tambahan dan untuk mengeprint revisi proposal ini aku harus merogoh tabunganku.
“Gak pa-pa, Nasib orang itu berbeda. Allah mentakdirkan manusia berbeda. Mungkin Allah lebih sayang kepada kita. Allah memberi beberapa rintangan pada langkah-langkah kita agar kita lebih menikmati hidup.” Ucap silvi yang tumben bijaksana.
Aku tersenyum.
“InsyaAllah jika menghadapi suatu musibah atau cobaan yang berat kita pasti lebih kuat dan lebih siap.” Sahut Wati.
“Iya se, kalo kita terbiasa menjalani kerasnya hidup, maka kita akan lebih siap menghadapi segala tantangan yang lebih besar kelak atau jika Allah memberi cobaan kepada kita, insyaAllah kita lebih kuat.” Aku ikut semangat, hatiku sedikit terhibur. Keirian yang aku rasakan sedikit demi sedikit aku singkirkan.
Akhirnya aku di ACC dosen pembimbingku untuk melakukan penelitian kemudian melakukan analisis data. Setelah beberapa kali revisi hasil analisis dataku dan seluruh skripsiku, di ujung batas akhir pendaftaran ujian skripsi, akupun di ACC untuk maju ujian skripsi dan mendapat jadwal ujian skripsi tepat di hari terakhir ujian skripsi untuk semester ini. Kalo tidak, mungkin aku harus mengikuti ujian skripsi semester depan dan itu berarti aku molor satu semester.
Aku bersujud berkali-kali, mengucap tahmid sebagai tanda syukurku. Dan lagi-lagi alhamdulillah aku mendapat dosen penguji yang enak, gak banyak menjatuhkan apalagi menghina skripsiku seperti pengalaman temanku, dan soal revisipun tidak dipersulit, entah karena dosen-dosen itu malas karena waktunya emang mepet atau capek telah menguji beratus-ratus mahasiswa atau emang skripsiku sudah tidak perlu banyak revisi lagi? Entahlah. I don’ know and I don’t care.
Setelah wisuda, aku disuruh ortu balik ke kampung halaman. Di sana aku benar-benar menganggur, berkali-kali memasukkan lamaran kerja ke sekolah-sekolah, namun gak da respon atau berita sama sekali dari pihak sekolah. Namun aku berusaha tidak putus asa.

Siang itu aku dapat sms dari mawar
Alhamdulillah telah lahir putri kami yang pertama (rabu, 27 Mei 2009). Semoga menjadi anak yang penuh berkah, solehah dan berbakti kepada kedua orang tua. Amin (mawar & aji)
Amien Doaku, sambil membalas sms itu dengan sms ucapan selamat.
Sedikit iri kembali menyeruak dalam hatiku. Mawar sangat beruntung, berbeda dengan nasibku. Sampai sekarang aku masih nganggur, dan jodohpun kelihatannya masih jauh dariku. Namun aku masih berusaha bersyukur dengan keadaanku.

Tepat dua bulan setelah sms itu, aku mendapat sms yang membuatku terkejut dan tak percaya dari seorang sahabat yang rumahnya satu kota dengan Mawar:
Innalillahi wa innaillaihi raji’un. Telah meninggal aji, suami mawar karena kecelakaan tadi sore. Teman-teman mohon doanya, semoga aji diberi ketenangan dan diterima di sisinya dan semoga mawar dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan…

Aku tak percaya begitu saja dengan berita itu. Aku konfirmasikan kabar itu kepada beberapa teman. Dan mereka membenarkan berita itu.
Innalillahi wa innaillaihi raji’un. Aku ikut menangis. Menangis karena ikut berduka dan menangis karena bersalah. Bersalah karena merasa iri dengan kehidupan Mawar selama ini. Aku tidak bisa membayangkan betapa beratnya Mawar menghadapi cobaan yang begitu besar ini. Di usianya yang masih muda, sifatnya yang manja, dengan seorang putri berusia dua bulan, dia harus kehilangan pengayom hidupnya, apalagi sebelumnya dia seolah belum pernah merasakan kerasnya hidup.
Ya Allah, ampuni hamba yang telah iri kepadanya, bukan maksud hamba tidak mensyukuri nikmat-Mu. Ya Allah, berilah ketabahan dan Kekuatan Mawar dalam menghadapi semua ini, lindungilah dia. Ya Allah, terimalah Aji di sisi-Mu, muliakanlah dia Ya Allah…
Amin…
Doaku sepenuh hati….

8 komentar:

olip on 7 Oktober 2009 pukul 03.26 mengatakan...

dowo neram .. aku melu cument tok wae ...

joresan freedom on 7 Oktober 2009 pukul 08.58 mengatakan...

hmmm aq ra ndwe link e blogmu iki jeng....

cah ndueso on 10 Oktober 2009 pukul 02.48 mengatakan...

bagusan bunga raflesia arnoldi,hehehhee

polres ponorogo on 10 Oktober 2009 pukul 02.53 mengatakan...

askum ukh........cinta tak pernah binasa,cinta kan slalu hadir dari jiwa-jiwa sang pencintanya,,,,,,,,,,cinta tak pernah berlalu dari sang pejalan di jalan-nya.
cinta aka dalam hati yang suci,.,,tak pernah tercapur dari nafsu birahi,tka ter jamah akal....
apik tenan kie template blognya cock dngan tema yang di bawa....siip lanjutkan diajeng....

onyel on 10 Oktober 2009 pukul 09.19 mengatakan...

@olip: hihi....
@joresan freedom: Yow di pasang tow pakdhe....Po perlu sak banner e pisan?
@Cah ndueso: emengo DW, wonk aq ga takok kowe je...
@Polres: emoh lanjutkan.... insyaAllah saya teruskan akh. syukron...

Vidra Anhar on 17 Oktober 2009 pukul 21.02 mengatakan...

keren blognya mba'e

Kuliah Gratis on 19 Oktober 2009 pukul 01.05 mengatakan...

Kenalan sek mbak podo jowone masalahe

ica wadon bilang.. on 13 Agustus 2010 pukul 21.43 mengatakan...

yo ngene kie urip,ga semulus apa yg dibayangne
okeh panu,kadas,kurap'e.wkwkwk...

Ok,
Keep spirit n stay cool(uduk sate dingin loh yoh!)
ajah buwat si mawar ^^

Posting Komentar

 

Followers

Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template Vector by DaPino