Sabtu, 11 Juli 2009

LAKI-LAKI YANG DULU MENOLAKKU ITU SEKARANG JUSTRU MEMINANGKU


Aq hnya manusia lemah, yang begitu silap dengan keindahan duniawi. Begitu silau dengan Keindahan fisik, tanpa memperhatikan bagaimana dalamnya. Bertindak tanpa berfikir, dan akhirnya hanya penyesalan mendalamlah yang aku dapatkan.

Sebuah sms panjang masuk ke hp sony ericsson ku. Panjang, karena tidak ada kata-kata yang disingkat sama sekali. Dan sms itu tidak ada rangkaian sebelumnya. Nomor pengirimnya memang telah ter save dalam phonebook ku. Ananta. Nomor hp yang ah dah lama tidak pernah mengirim sms padanya, yah kalo aku ingat-ingat sekitar tiga bulanan. Aku membiarkannya, aku fikir dia salah kirim, mungkin sebentar lagi dia sms minta maaf kalo salah kirim. Dan ternyata dugaanku meleset! Sebuah sms masuk lagi.


Adakah kesempatan lagi aku untuk kembali dan mengulang lagi saat itu?

Lha kok masih lanjut smsnya? Sontak aku balas smsnya.

Aslmkum. Maaf mas, salah kirim ya? Mas td dua kali kirim sms ke saya
.Smsku

Wa’alaikumsalam. Eh, maaf kalo mengganggu.
Hanya itu balasnya, tidak ada jawaban dari pertanyaanku. Aku memberanikan diri membalasnya lagi.

Maaf, kliatnnya mas da mslh ya?(mf hnya brtnya)

Ya seperti itulah. Oh ya, gmna kbrnya. Lama ya aq ga sms?

Alhamdulillah baik. :)

Ah, tiba-tiba ingatanku melayang pada tiga bulan yang lalu. Ketika saat itu Aisyah, sahabatku memperkenalkan seorang sepupunya padaku. Katanya kami serasi makanya dia ingin menjodohkan kami. Pertama dia berikan no hp ku pada cowok itu yang dikenalkan dengan nama Ananta. Karena posisi beda kota kami masih berkomunikasi lewat hp.

Aisy begitu semangat mempromosikan Ananta padaku, bahwa dia cowok yang berakhlak baik, pinter ngaji, dan mempunyai masa depan yang cerah. Dia tau bahwa sosok itu ‘aku banget’.

Awalnya cowok itu sms, formalitas mengajak kenalan kemudian iseng-iseng bertanya apa kegiatanku dan bla bla, basa basi. Beberapa kali dia sms sekedar membangunkan tidur, mengucapkan selamat pagi siang atau sore ato malam, mengingatkan sholat. Dan aku berusaha untuk mencegah sms itu berkelanjutan. Ah, aku takut terkena virus merah jambu. Aku bilang padanya, sebaiknya jangan terlalu sering sms.

Saat itu aku bilang bahwa Aku takut dia menyesal kalau tau bagaimana aku sebenarnya, bahwa aku bersahabat dengan aisy bukan berarti aku secantik aisy, tidak setertutup aisy dan tidak secerdas aisy. Dia bilang, dia tidak perduli.

Aku menginginkan kami bertemu langsung saja. Kalo memang Allah menjodohkan, maka saat itu juga pasti akan ada ketetapan hati untuk melamarku tanpa harus ada pedekate. Toh, dia pasti sudah mengenal bagaimana aku dari Aisy, dan aku cukup mengenal bagaimana dia lewat Aisy juga. Aku percaya Aisy akan bicara apa adanya.

Akhirnya ketika ada kesempatan kami bertemu. Jujur secara fisik dia lebih dari yang aku bayangkan. Apalagi sebelumnya Aisy kata wajahnya biasa. Ketika kami bertemupun dia memberi salam dengan menangkupkan tangan di depan dada. Kami ngobrol bertiga dengan Aisy. Aisy memberi kesempatan kami mengobrol tanpa meninggalkan kami. Kalo kami sama-sama diam, Aisy yang memancing pembicaraan. Kesan yang aku rasakan, dia tidak seasyik dalam sms. Kata hatiku mengatakan dia kecewa dengan keadaanku yang sebenarnya.

Setelah pertemuan itu, dia tidak menghubungiku sama sekali. Dan Aisy tidak pernah menyebutkan kembali nama Ananta di depanku. Seolah semua hanya angin lalu.
“Bagaimana pendapat ananta?” tanyaku suatu kali
“Afwan ukh, aku ga tau. Ananta belum menghubungiku sama sekali.”
Hanya itu, selanjutnya nama Ananta tenggelam begitu saja. Ada sedikit kecewa dalam hatiku, jujur ada sedikit harapan sebenarnya aku dengan sosok Ananta itu, itu juga tak lepas dari cerita-cerita tentang Ananta oleh Aisy. Terakhir aku dengar kabar dari Aisy bahwa Ananta sekarang tengah berta’aruf dengan seorang gadis tetangga desanya. Aisy berkali-kali minta maaf padaku soal kejadian itu. Aku bilang gak apa-apa, berarti kami memang tidak ditakdirkan jodoh oleh Allah.

Dan ketika di walimahan Aisy kami bertemu kembali. Jarak antara akad nikah dan resepsi adalah seminggu. Jadi otomatis akupun ke rumah Aisy dua kali, malah yang pas resepsinya aku harus nginep karena ikut bantu-bantu. Saat itulah aku kadang berinteraksi dengan Ananta, yang sebagai sepupu Aisy juga bantu-bantu. Dan tanpa sengaja akupun berkenalan dengan ibu Ananta yang ramah dan aku sangat menyukainya. Saking ramahnya aku bahkan sempat di ajak ke rumahnya waktu itu dengan alasan ada barang yang harus diambil dan aku yang mengantarkannya.
*
Ri, Q dngr kmrin ananta tdk mneruskan proses ta’arufnya dgn gadis ttangga desa itu. Pesan Aisy ketika kami chat di YM.

Oh ya, kenapa?

Ga tau aku. Dia bilng atinya bimbang terus, belum ada kematapan untuk bersama gadis itu. Dan ia kasihan, daripada ngambang ga jelas, maka ia pun menghentikan ta’arruf ini.

Owh

Ah rasanya gak da gunanya kalo ngomongin masalah Ananta. Dan kamipun terus ber chat ria dengan topik lain.

Aslmkum. Selamat pagi. Sms datang dari Ananta menyambut pagi di hari minggu

Wa’alaikumussalam. Met pagi mas.
Balasku

Bagaimana kabar eri?

Alhamdulillah baik, Mas ananta?

Alhamdulillah baik juga. Eri, bolehkah aku telpon Eri?

Ada apa mas? Ada yang pnting?

Ada yang ingin saya sampaikan. Tlong kalo memang tidak sdg sbuk, angkat telepon aku

Baiklah

Tak berapa lama kemudian dari hp ku berdentang lagu nasyid All for U nya Noor

“Ada apa mas?” sambut ku begitu mengangkatkan, tak perlu salam, bukannya di sms tadi dah salam?
“Eri, maaf kalo aku mengganggumu....” katanya diam, aku tak segera menyahut, namun dia tak kunjung mengeluarkan suara lagi.
“Ada apa mas?” kataku mengulangi pertanyaan tadi.
“Maafkan atas apa yang aku lakukan dulu.....” suara itu lirih, seolah menekankan bahwa penuh dengan kesungguhan. “Er.....”
“Eh Iya, tak apa mas.....eh yang mana mas?” ah kenapa aku jadi salah tingkah sendiri?
“Er, maukah kamu memberi kesempatan aku sekali lagi?”
“Maksudnya?”
“Maukah kamu menikah denganku?”
“Eh....mas....”
“Aku tau, kamu gak harus menjawabnya sekarang. Aku pikir bahwa sebaiknya aku secepatnya mengatakan. Aku akan memberimu kesempatan untuk menjawabnya, sampai kamu bener-bener siap menjawabnya.”
“Aku...”
“Saya serius ya ukhti....dengan ini saya, Ananta meminang Eri sebagai istri saya...” katanya tegas. “Syukron ya ukhti, saya akan menunggu jawaban ukhti. Assalamu’alaikum.”
Ah, rasanya belum percaya dengan apa yang barusan aku dengar. Tapi laki-laki itu meyakinkanku. Hatiku tiba-tiba jadi bimbang. Bukannya dulu dia sempat berharap pada cowok itu? Ah andai saja lamarannya itu datangnya waktu itu tentu dia akan dengan tegas menerimanya.
Sekarang, ah semua malah semakin jauh dari kata ‘iya’. Dulu saja begitu melihat fisikku yang sesungguhnya dia tidak sudi lagi berkomunikasi denganku, bagaimana kalo suatu saat ada wanita yang jauh lebih sempurna dariku, akankah dia meninggalkanku? Dia juga dengan mudahnya memutuskan ta’aruf dengan gadis itu, apakah jika suatu saat dia merasa tak cocok denganku dia akan dengan mudahnya bilang pisah. Tiba-tiba muncul pertanyaan itu di kepalaku. Ah hatiku semakin bimbang. Satu-satuntya jalan adalah istikharah, meminta petunjuk kepada Allah.
Tapi, bukankah sekarang dia kembali padaku, bukankah itu bukti kalo dia lah jodohku, padahal dia sudah tau fisikku sebenarnya, Bukankah itu berarti dia benar-benar menerimaku apa adanya. Mungkin dulu memang kekhilafannya.
Setalah istiharah 3 malam berturut-turut, pikiranku jadi terbuka, mungkin ini suatu petunjuk dari Allah.

Asslmkum, af1 kalo ganggu. Mas sedang tidak sibukkan? Akhirnya aku beranikan diri sms.
Baru saja sms itu terkirim, ada telpon masuk di hpku.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumussalam...ada apa dik?”
“Rasanya saya tak perlu berlama-lama memberikan keputusan saya.”
“Oh....bagaimana?” suara dari seberang terdengar lirih, seperti orang yang pasrah menunggu vonis pengadilan dibacakan.
“Jujur saya sempat bimbang Mas, namun kemudian Saya berfikir bahwa...saya tak ada alasan untuk menolak mas.....”
“Alhamdulillah....” seru seberang
“Saya tau orang bisa berubah, mungkin dulu kekhilafan Mas. Saya harap Mas bisa konsekuen dengan apa yang Mas katakan.”
“Insya Allah Er, aku akan berusaha menjaga apa yang telah aku ucapkan. Besok jam 8 aku dan kedua orang tuaku akan datang melamarmu.”
“Besok? Apa tidak terlalu tergesa-gesa Mas?”
“Tidak, saya sudah berfikir jauh-jauh hari.”
Dan benar, besoknya hanya telat 5 menit Ananta dan kedua orang tuanya sampai ke rumahku. Ananta bilang tadi sempat nyasar. Setelah mengatakan maksud dan tujuan keluarga Ananta dan aku bilang bersedia, Hari itu juga ditetapkan hari akad nikah aku dan Ananta yang akan dilakukan minggu depan, soal hari resepsi dibicarakan nanti, dengan keluarga besar kami. Tak apa-apalah menuruti apa kata orang-orang tua yang masih begitu memperhatikan hari baik, toh selama tidak melanggar syari’at Islam ga masyalah to? Sementara Aisy kaget tak percaya namun bahagia mendengar berita pernikahan kami.
Alhamdulilah, ya Allah berkahilah pernikahan ini, amin.......

13 komentar:

ciwir on 11 Juli 2009 pukul 22.13 mengatakan...

apakah ini kisah nyata onyel?

jidat on 11 Juli 2009 pukul 22.14 mengatakan...

wahhh iki tenanan arepnikah???hemmmmmmm lanjoedkan

panembahan senopati on 11 Juli 2009 pukul 22.15 mengatakan...

jodoh memang misteri TUHAN...
temanku ada yang paacaran 9 tahun (kayak wajib belajar aja) eee,,, malah nikah sama yang baru dikenal 3 bulan...

onyel on 11 Juli 2009 pukul 22.30 mengatakan...

=>pak ciwir: sanes paaaaaaak, tapi terinspirasi dari kisah nyata. doh...
=>jidat: byuh, idem jawaban buat pak ciwir, doakan saja dat, amien....
=>panembahan senopati: bener pak, (weh iki pak ciwir juga tah?) byuh...

hanstoe on 18 Juli 2009 pukul 06.07 mengatakan...

wah......... kok manismennnn...
kisahe....

Rusli Zainal sang Visioner on 4 September 2009 pukul 01.53 mengatakan...

duh suer baru kali ini aku baca blog berasa kek cerpen sampai tamat. jodoh emang datang tak diduga dan dari arah mana ia datang. waaaa selamat ya mbag, jangan lupa undangane lho.

eros

onyel on 4 September 2009 pukul 17.21 mengatakan...

@Rusli Zainal: Duh pak, itu emang cerpen kale... cuma emang diilhami kisah nyata... n pelakunya bukan saya *doh*

Rusli Zainal sang Visioner on 10 September 2009 pukul 18.50 mengatakan...

cialaaaaaaaannn kena kerjain aku
kirain mbag onyel yang ngalami *doh*
purik aku nak nuw *halah melu purik'an

onyel on 11 September 2009 pukul 18.07 mengatakan...

@Eros: Sapa yang kerjain, makanya baca catetan atas ndiri....
yek, sapa yang salah hayo....
Mau purik? Sono noh.... ga usah pulang sekalian....

alief on 11 September 2009 pukul 19.41 mengatakan...

sek nyel..., ojo nukah disik tho.., lek kowe nikah disik au ra iso teko lo..... :)

Hamster Copo on 12 September 2009 pukul 19.48 mengatakan...

oooow so sweat..moga eri dan ananta menjadi keluarga yang sakinah,,mawaddah,, wa rohmah amiin

Aku jadii terharu niih waktu bacanya meski tadi sempet kesel pada tingkah laku ananta yang telah mensia sia kan eri

lambang mengatakan...

kisah ini bisa saja terjadi. .

Unknown on 25 Februari 2016 pukul 22.06 mengatakan...

Excellent information and facts. Only real difficulty I was basically receiving was viewing the pics. No idea exactly why.
obat kutil pada kelamin pria dan wanita paling ampuh anabaptistblog.blogspot.com

Posting Komentar

 

Followers

Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template Vector by DaPino